Produksi ikan patin pada tahun
2006 sebesar 31.490 ton dan pada tahun 2013 sebesar 651.000 ton dengan target
produksi ikan patin 2013 sebesar 1.107.000 ton. Kebutuhan patin hidup/segar
mencapai 12.000 s/d 13.500 ton/bulan, sedangkan kebutuhan fillet sekitar 400 s/d
450 ton/bulan (Trobos, 2013), guna pemenuhan kebutuhan konsumen seperti di
perhotelan dan restoran dari patin kualitas super yang mencapai kurang lebih
100 ton per bulan, beberapa tahun yang lalu kebutuhan ini dicukupi melalui
impor dari Vietnam.
Ada 7 (tujuh) industri besar pengolahan
fillet patin saat ini yaitu di Jakarta, jawa
barat, jawa timur dan sumatera utara dengan jenis patin yang
diolah adalah Pangasius hypothalamus. Namun
kendala pada industri fillet patin dalam negeri adalah faktor
penguasaan teknologi, karateristik sumber daya alam dan efisiensi produksi yang
rendah. Padahal patin dalam negeri di pasar harus bersaing dengan produk impor
asal Vietnam yang memiliki kualitas bagus dengan daging lebih putih dan tidak
berbau lumpur.
Untuk meningkatkan daya saing
produk fillet patin terutama harga, diperlukan usaha-usaha memanfaatkan bagian-bagian ikan yang
tidak dapat digunakan untuk fillet seperti, kepala, serpihan daging (tetelan),
kulit, tulang dan isi perut malalui diversifikasi produk olahan dan pemanfaatan
bagian-bagian ikan yang sama sekali tidak dapat dikonsumsi oleh manusia, dengan penerapan prinsip blue economy
dalam industri pengolahan, dimana suatu usaha tidak menyisakan bagian-bagian
ikan dan air dari proses pencucian (zero
waste), maka tidak ada lagi bagian-bagian ikan dan limbah cair yang tidak terpakai, yang semuanya
dapat memberikan peluang usaha baru, nilai tambah, tidak mencemari lingkungan,
efisien dan memperkaya alam.
Inovasi dan kreatifitas
sangat perlu dilakukan oleh industri dalam menciptakan produk yang bernilai
tambah, efieiensi sistem produksi dan manajemen, dengan hasil-hasil pengolahan
limbah ini bila diproses dan dikembangkan lebih lanjut akan mendatangkan
penghasilan tambahan yang dapat digunakan untuk menekan cost produksi sehingga
harga fillet patin dapat bersaing dengan produk fillet import
2. PEMANFAATAN BAGIAN-BAGIAN IKAN PATIN
Ikan secara umum dibagi
menjadi daging, kepala, tulang, kulit dan isi perut, dalam industri pengolahan
hasil perikanan produk utamanya yang menjadi target produksi adalah daging,
sedangkan bagian-bagian ikan yang lain umumnya dijual ke masyarakat, pengolah
atau dimanfaatkan sendiri sebagai penambah nilai produk utama. Dalam industri pengolahan patin,
bagian-bagian ikan yang dihasilkan sebagai
berikut :
1.
|
Daging dalam bentuk filet tanpa kulit
|
:
|
30,25 %
|
2.
|
Serpihan daging (tetelan) sisa perapihan
|
:
|
17,25
%
|
3.
|
Kepala
|
:
|
24,80 %
|
4.
|
Tulang
|
:
|
13,20 %
|
5.
|
Kulit
|
:
|
6,15 %
|
6.
|
Isi perut
|
:
|
5,20 %
|
7.
|
Insang
|
:
|
3,15 %
|
Selain itu juga air dari proses
pengolahan yang volumenya 5 kali dari berat ikan yang diolah mengandung protein
50 – 55 %, dengan berat protein sebesar 5 % dari volume air proses.
Saat ini usaha untuk pemanfaatan
bagian-bagian ikan oleh industri pengolahan patin sudah dilakukan, namun masih
dalam taraf menjual bagian-bagian tersebut keunit pengolahan lain, seperti kepala patin dijual
untuk di konsumsi atau untuk pakan ternak, tetelan untuk bahan pembuatan bakso
ikan. Adapun kulitnya diolah menjadi kerupuk kulit, untuk tulang serta
jeroannya sebagai bahan baku pakan ikan. Sedangkan limbah cairnya dijual untuk
bahan pupuk tanaman. Dari hasil penjualan bagian-bagian ikan ke unit pengolahan
lain, industri pengolahan fiilet patin dapat menekan biaya produksi sekitar 25
– 36 %, yang dapat menmpunyai pengaruh pada meningkatnya kemampuan pembelian bahan baku yang lebih
tinggi serta rendahnya harga fillet sehingga produk dapat bersaing dengan fillet-filet impor di pasar.
3. NILAI TAMBAH BAGIAN-BAGIAN IKAN PADA KOMODITAS
PATIN
Ikan secara umum dibagi menjadi daging, kepala, tulang, kulit dan isi
perut. Dalam industri pengolahan hasil perikanan produk utamanya yang menjadi
target produksi adalah daging, sedangkan bagian-bagian ikan yang lain umumnya
dijual ke masyarakat, ke pengolah atau dimanfaatkan sendiri sebagai penambah
nilai produk utama.
Tabel 1. Kemampuan industri
pengolahan fillet patin dalam membeli bahan baku dengan harga jual produk
dipasar
Bahan Baku
|
Harga
(Rp Kg)
|
Kebutuhan Bahan Baku Dalam 1 Kg Fillet (Kg)
|
Harga Jual Fillet di Pabrik (Rp/Kg)
|
Harga Jual Fillet Yang Diterima Pasar (Rp/Kg)
|
Ikan Patin Utuh
|
16.000
|
3,3
|
52.800
|
45.000
|
15.000
|
3,3
|
49.000
|
||
14.000
|
3,3
|
46.200
|
||
13.000
|
3,3
|
42.900
|
||
12.000
|
3,3
|
39.600
|
Keterangan: Sumber Harga Jual Fillet Yang Diterima
Pasar Lotte Mart
Dari Tabel 1, dapat dijelaskan bahwa, dengan harga jual ikan
patin Rp.16.000/kg (hasil kesepakatan pertemuan surabaya antara pembudidaya
patin dengan industri patin tahun 2014) menyebabkan harga jual/produksi 1 kg
fillet patin dari pabrik menjadi Rp.52.800/kg. Harga produksi menjadi sangat
tinggi dibandingkan dengan harga jual fillet yang bisa diterima pasar yaitu
Rp.45.000/kg. Dari ilustrasi ini dapat tergambarkan bahwa pengusaha fillet
patin tidak akan dapat bersaing kalau hanya mengandalkan keuntungan dari hasil
penjualan produk utama. Oleh karena itu, dibutuhkan pemanfaatan dari bagian-bagian
ikan patin untuk mendatangkan penghasilan tambahan sehingga harga jual fillet dapat
lebih bersaing. Pada Tabel 2, diuraikan pemanfaan bagian ikan dan protein terlarut dalam air cucian
oleh salah satu industri filet patin.
Tabel 2. Kondisi saat ini yang sudah dilakukan oleh salah satu industri fillet
patin dalam pemanfaatan bagian-bagian ikan
Jumlah ikan
yang dibutuhkan untuk 1 Kg Fillet
|
Bagian Ikan yang dapat dijual
|
Randemen
(kg)
|
Harga Jual Bagian Ikan Diterima Pasar (Rp/Kg)
|
Harga Jual Bagian Ikan (Rp/Kg)
|
Pemanfaatan Saat ini
|
3,3 kg
|
Daging (30,25%)
|
0,998
|
45.000
|
44.910
|
Fillet
|
Kepala (24,80%)
|
0,818
|
2.500
|
2.046
|
Kuliner
|
|
Serpihan (17,25%)
|
0,569
|
15.000
|
8.538
|
Fish Jelly
|
|
Kulit (6,15%)
|
0,202
|
5.000
|
1.014
|
Kerupuk
|
|
Tulang, Isi Perut, Insang (21,55%)
|
0,711
|
3.000
|
2.133
|
Pakan
|
|
Protein terlarut dalam air limbah (5%)
|
0,825
|
3.000
|
2475
|
Bahan Pupuk
|
Pada tabel 2, dapat dilihat
bahwa pemanfaatan bagian-bagian ikan dengan cara menjual ke masyarakat untuk
dimanfaatkan untuk kuliner, kerupuk, fish jelly produk dan lain sebagainya akan
menghasilkan Rp. 16.206 dalam 3,3 kg ikan utuh, sedangkan produk utama
yakni berupa fillet mempunyai harga Rp. 44.910. Dengan harga fillet yang
diterima pasar Rp. 45.000/kg, maka profit yang diterima pasar hanya 0,2 % apabila bagian-bagian
ikan dibuang atau tidak dimanfaatkan sedangkan bila bagian-bagian ikan tsb dimanfaatkan atau dijual, maka
profit yang diterima sebesar 35,81 %
dengan perhitungan ((Rp. 44.910 + Rp 16.206
- Rp. 45.000) : Rp. 45.000) x 100 %.
Dengan pemanfaatan bagian-bagian ikan patin ini, bukan hanya harga fillet dapat bersaing dipasar namun juga dapat
berpengaruh kepada kemampuan pembelian bahan baku dan
penyerapan tenaga kerja baik pada industri itu sendiri atau pada industri
turunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar