Senin, 23 Agustus 2010

MENGENAL IKAN GLODOK (MUDSKIPPER) DAN PEMANFAATANNYA


MENGENAL IKAN GLODOK (MUDSKIPPER) DAN PEMANFAATANNYA


Ikan Glodok adalah ikan yang aneh, bisa hidup di air dan dilumpur. Orang jakarta bilang namanya Ikan boso atau ikan jorok. Namun sangat di cari di Jepang untuk dimakan, karena sangat baik untuk kesehatan terutama janin ibu hamil dan peningkat tenaga lelaki
Gelodok, belodok, belodog atau blodog adalah sekelompok ikan dari beberapa marga yang termasuk ke dalam anak suku Oxudercinae. Ikan-ikan ini senang melompat-lompat ke daratan, terutama di daerah berlumpur atau berair dangkal di sekitar hutan bakau ketika air surut. Nama-nama lainnya adalah tembakul, tempakul, timpakul atau belacak (bahasa Melayu), gabus laut, lunjat dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris disebut mudskipper, karena kebiasaannya melompat-lompat di lumpur itu.

Tampang ikan ini sangatlah khas. Kedua matanya menonjol di atas kepala seperti mata kodok, wajah yang dempak, dan sirip-sirip punggung yang terkembang menawan. Badannya bulat panjang seperti torpedo, sementara sirip ekornya membulat. Panjang tubuh bervariasi mulai dari beberapa sentimeter hingga mendekati 30 cm.
Keahlian yang dimiliki ikan yang satu ini, selain dapat bertahan hidup lama di daratan (90% waktunya dihabiskan di darat), ikan gelodok dapat memanjat akar-akar pohon bakau, melompat jauh, dan ‘berjalan’ di atas lumpur. Pangkal sirip dadanya berotot kuat, sehingga sirip ini dapat ditekuk dan berfungsi seperti lengan untuk merayap, merangkak dan melompat.
Daya bertahan di daratan ini didukung pula oleh kemampuannya bernafas melalui kulit tubuhnya dan lapisan selaput lendir di mulut dan kerongkongannya, yang hanya bisa terlaksana dalam keadaan lembab. Oleh sebab itu gelodok setiap beberapa saat perlu mencelupkan diri ke air untuk membasahi tubuhnya. Ikan gelodok Periophthalmus koelreuteri setiap kalinya bisa bertahan sampai 7-8 menit di darat, sebelum masuk lagi ke air. Di samping itu, gelodok juga menyimpan sejumlah air di rongga insangnya yang membesar, yang memungkinkan insang untuk selalu terendam dan berfungsi selagi ikan itu berjalan-jalan di daratan.
Hidup di wilayah pasang surut, gelodok biasa menggali lubang di lumpur yang lunak untuk sarangnya. Lubang ini bisa sangat dalam dan bercabang-cabang, berisi air dan sedikit udara di ruang-ruang tertentu. Ketika air pasang naik, gelodok umumnya bersembunyi dilubang-lubang ini untuk menghindari ikan-ikan pemangsa yang berdatangan.
Ikan jantan memiliki semacam alat kopulasi pada kelaminnya. Setelah perkimpoian, telur-telur ikan gelodok disimpan dalam lubangnya itu dan dijaga oleh induk betinanya. Telur-telur itu lengket dan melekat pada dinding lumpur. Gelodok Periophthalmodon schlosseri dapat bertelur hingga 70.000 butir.
Dari hasil penelitian Budiyanto pada tahun 1983, didalam lambung (ventriculus) ikan glodok di Sagara anakan, terdapat semut, lalat, ketam (Uca spp.), udang, ikan, kerang cumi-cumi dan sedikit algae. Sehingga disimpulkan ikan glodok banyak memangsa hewan dan juga diduga sedikit memakan tumbuhan. Ketika menjelajah daratan, gelodok juga sering menyerang dan mengusir gelodok yang lainnya, untuk mempertahankan teritorinya.
Penyebaran dan Pemanfaatannya
Ikan gelodok hanya dijumpai di pantai-pantai beriklim tropis dan subtropis di wilayah Indo-Pasifik sampai ke pantai Atlantik Benua Afrika. Ikan ini termasuk ikan yang paling tahan terhadap kerusakan lingkungan hidup dan dapat tetap hidup dalam kondisi yang “memprihatinkan” sekalipun.
Di Indonesia, ikan glodok ditemukan oleh Harden Berg pada tahun 1935 di Sumatera dan Kalimantan deari jenis Periophtalmus sp dan sekarang telah tersebar luas di sepanjang pantai utara jawa, segara anakan cilacap dan nusakambangan, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku.
Saat ini telah teridentifikasi sebanyak 35 spesies ikan gelodok. Terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu Boleophthalmus, Periophthalmus dan Periophthalmodon. Beberapa spesies contohnya adalah Pseudapocryptes elongatus, Periophthalmus gracilis, Periophthalmus novemradiatus, Periophthalmus barbarus, Periophthalmus argentilineatus dan Periophthalmodon schlosseri.
Cara penangkapan yaitu menggunakan ketapel atau dengan memasang jaring yang ditebarkan diatas lobang-lobang persembunyian ikan glodok. Pemasangan dilakukan pada saat pasang dan ketika saat surut, ikan-ikan tersebut akan keluar dari lobang untuk mencari makan. Dengan adanya jaring yang ditebar diatas lobang-lobang persembunyian maka ikan glodok akan terjerat disela-sela jaring.
Nilai ekonomi dari ikan ini di Indonesia belum optimal. Namun didaerah seperti Kerawang dan Cilacap ikan ini sudah diperjual belikan dengan harga Rp. 3.000/kg dengan pemanfaatan sebagai ikan kering dan ikan asap. Namun di Tiongkok dan Jepang, ikan gelodok menjadi santapan, selain juga digunakan sebagai obat tradisional, terutama sebagai peningkat tenaga lelaki dan juga untuk kesehatan terutama janin ibu hamil.
Dari hasil analisa BBPMP pada tahun 1990, ikan golodok segar dari jenis Periophthalmodon schlosseri mempunyai komposisi yaitu 7,91 % protein, 0,46 % lemak, 3,82 % abu dan 72,80 % air. Sedangkan bila sudah dipanggang ikan glodok ini mempunyai kandungan 24,31 % protein, 0,85 % lemak, 5,17 % abu dan 43,73 % air.
Dengan melihat potensi ikan glodok yang besar dan peluang pasarnya yang menarik, maka ikan ini perlu dimanfaatkan secara optimal.

16 komentar:

  1. kok cuma 3000 padahal itu aja dilindungi pemerintah, mahal dikit kek kalo mau dijual...

    ada peaturanya itu o_O

    BalasHapus
  2. sangat menarik... Saya boleh minta nomor telepon atau ponselnya Pak? ingin bertanya lebih soal ikan bedul yang saya lihat di alas purwo. hampir mirip dengan ikan ini, perbedaannya cuma di sirip punggungnya saja. Di luar itu, perilakunya persis sama. Terima kasih (Ahmet)

    BalasHapus
  3. ikan ini akan saya jadikan penelitian, tp jenis nya yang Periophthalmus..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah Sama Donk Aq juga menjadikan Ikan Timpakul penelitian akhir saya ... tp jenis periophtalmodon schlosseri

      Hapus
  4. wah ternyata ada manfaatnya juga yah selain lucu..

    BalasHapus
  5. ikan glodok bagus loh untuk obat sesak napas....

    BalasHapus
  6. Apakah yang masih hidup untuk saat ini bisa gan?

    BalasHapus
  7. tks atas komentarnya, untuk habitatnya umumnya ada di hutan mangrove dan tersebar di seluruh pantai terutama yang berlumpur spt pantura jawa. untuk obat sesak napas perlu dilakukan penlitian lbh lanjut spt balankas (mimi) di Philiphina sebagai bahan baku serum. untuk harga Rp. 3.000 itu harga pada thn 90 an, dan mungkin peningkatannya tidak begitu tinggi, karena masih belum dimanfaatkan secara komersial

    BalasHapus
    Balasan
    1. cara mengambil ikan nya gimana yaa gan? tuh ikan cepet banget larinya kalo mau dijaring.... apa dibikin semacam trap gitu taa gan? bingung nih mau ngambilnya

      Hapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Silahkan ke Karimunjawa.banyak tu ikan Glodok.kalau mau penelitian atau mau lihat.
    Hub 085292879711

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa dikirim dalam keadaan hidup ga om ke Riau?

      Hapus
    2. G perlu ksana, ke selatpanjang aja bawa karung, agan depet tu Tembakul

      Hapus
  10. Di pantai kenjeran (baru) Surabaya banyak gan dan sepertinya tidak terlalu dimanfaatkan oleh warga sekitar

    BalasHapus
  11. Wah selain unik ternyata kaya akan manfaat juga yah ikan glodok ini. Tapi susah nyarinya dan sulit untuk menangkapnya.. Apakah bisa di pancing selain di jaring ?

    Konveksi Kaos Bandung

    BalasHapus
  12. Dipapua sangat banayak dan dibiarkan begitu saja...

    BalasHapus